Jumat, 04 November 2011

Papua...im coming!!

 
Pesawat yang kami tumpangi untuk berapa lama tetap bertahan berada di ketinggian dan memilih tidak mendarat. tidak memungkinkan dengan alasan keselamatan. Alamaak...pikiran langsung ikut melayang bersama pesawat yang kutumpangi. Kemana arahnya..nggak jelaas.

Apalagi ini pengalaman pertamaku berada di dalam badan pesawat hingga berjam-jam. Aku nggak berhitung waktu lagi. Aku nggak ingat berapa lama pesawat yang kami tumpangi berputar-putar di atas langit Sorong yang diguyur hujan deras plus petir.

Hingga semua berakhir...

Maksudnya, hujan mereda dan pesawat mendarat...hiii. Alhamdulillah...meski sempat beberapa waktu merasakan ketegangan kami bertemu penjemput yang sejak tadi menunggu di bandara. Aku nggak ingat pukul berapa (mungkin sekitar pukul 13.30 WIT).
”Itu ucapan selamat datang...” seloroh teman dari WWF. Mungkin..hiiks

Pertama lihat Bandara Domine Eduard Osok Sorong, toeeng..toeeenng...sedikit membelalakkan mata dan lirak lirik orang tak dikenal yang ada disekelilingku. Rasanya kayak di sebuah hanggar. Berbanding 180 % dengan Bandara Hasanuddin made in JK yang lux..hiiks.
Wajah-wajah gelappun bertaburan di bandara dan hilir mudik (ya iyalah..secara aku kan ada di ”negara” mereka. Beberapa yang terlihat sangar ternyata potter alias si tukang jasa angkut barang. Meski relatif kecil, lalu lintas di bandara ini cukup ramai.
Oh ya, kalau bawa barang, sebaiknya memang memanfaatkan jasa mereka atau kalau tidak ”akan dipaksa”. Itu udah seperti undang-undang nggak tertulis. Seperti ”diharuskan mengunakan jasa potter”..hiiiks

Setelah semua barang diangkut ke mobil, ngacirlah kami ke kantor WWF Sorong. Tim WWF yang lain sudah menunggu. Nggak cuman itu, makan siang juga sudah menanti. Nasi padang....hahaaa.
Duh, jauh-jauh ke Papua kok ketemunya nasi padang. Ya, maklum. Mereka nggak mau berspekulasi dengan lidah kami, makanya yang tersedia nasi padang ala Papua..(aku jadi inget sitkom si Minul)

Sambil menikmati makan siang, kami mendengarkan persentasi dari tim WWF tentang lokasi yang akan kita tuju esoknya yakni pusat peneluran penyu Belimbing.

Obrolan santai di hotel berakhir dengan satu keputusan. Beli obat anti malaria!!!
Whaat? Kami semua belum meminum obat penangkal itu...

Read more... on part 3

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar